Monday, November 21, 2011

Ganyang Malingsia?



Kemaskini:
'Wayang Wong Utan'
Setelah Harimau Muda mengalahkan Garuda 4-3 dan berjaya merangkul pingat emas sekaligus muncul sebagai juara perlawanan bola sepak Sukan SEA ke36, aktivis-aktivis Indonesia pula menuduh pengusaha ladang minyak sawit Malaysia sebagai pembunuh orang utan di Kalimantan, di sini:  
http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/22/orangutan-defenders.html
Orangutan defenders: Activists from the Center for Orangutan Protection (COP) stage a rally in front of the Malaysian Embassy in Jakarta on Tuesday, rejecting the presence of Malaysian plantation firms that the activists say have brutalized orangutans and destroyed their habitats. (Antara/Dhoni Setiawan)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Salam alaikum, rasa teruja saya semasa menghadiri Festival Filem Malaysia ke24 (FFM24) di PICC, Putrajaya, malam tadi bertukar hambar bila saya membaca kiriman blog tentang kejengkelan saudara 'serumpun' kita di sini:
Dalam kirimannya, Jailani Harun membicarakan tentang tulisan Wong Chun Wai dalam pojok mingguannya yang memperkatakan betapa layanan Indonesia yang buruk terhadap pasukan dan media Malaysia di acara Sukan SEA 2011 sesungguhnya memalukan negara tersebut, di sini:
Jailani atau Bujai juga memuatkan klip video dari blog Mazidul Akmal yang menunjukkan para pelajar Indonesia di Pulau Jawa membakar patung PM DS Najib Razak, di sini:
Bersama klip video YouTUbe yang terbaru itu, terdapat beberapa klip video yang membakar semangat Ganyang Malaysia dan me'rap'kan rasa meluat terhadap 'Malingsia'. Begitu juga dengan 'situs-situs benci', seperti di sini:
Apakah para pejuang kemerdekaan dan penyokong konsep Melayu Raya yang telah meninggal dunia, seperti Dr Burhanuddin al-Helmi dan ayah saya, 'berguling-guling di dalam pusara mereka' jika mereka tahu betapa bencinya pemuda, mahasiswa dan rakyat Indonesia kini terhadap Malaysia?
Jika diambil metafora hubungan kekeluargaan, perasaan jengkel rakyat RRI ini persis perasaan tidak redhanya seorang Abang atau Kakak terhadap kejayaan Adik kecilnya yang berusaha sedaya upaya untuk menjalin siratulrahim, membalas budi dan membantu saudara yang kurang bernasib baik.
Namun, walau apa pun yang Malaysia lakukan - membuka pintu seluas-luasnya kepada 3 juta rakyat Indonesia mencari rezeki, menyokong hasil seni karyawan Indonesia - buku, lagu, filem, drama sinetron Indonesia, dst dst - mereka tetap tidak menyimpan rasa kasih dan sayang, walau sekelumit pun, terhadap kita. Malah, seperti mana serang-serangan yang dihadapi dalam sempadan Malaysia, mereka menganggap kita sebagai 'bodoh' dan 'lemah'. Sungguh menyedihkan!

No comments: